cover
Contact Name
Muhammad Najib Habibie
Contact Email
najib.habibie@gmail.com
Phone
+6285693191211
Journal Mail Official
jurnal.mg@gmail.com
Editorial Address
Jl. Angkasa 1 No. 2 Kemayoran, Jakarta Pusat 10720
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
ISSN : 14113082     EISSN : 25275372     DOI : https://www.doi.org/10.31172/jmg
Core Subject : Science,
Jurnal Meteorologi dan Geofisika (JMG) is a scientific research journal published by the Research and Development Center of the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) as a means to publish research and development achievements in Meteorology, Climatology, Air Quality and Geophysics.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2019)" : 7 Documents clear
Dampak Asimilasi Data Radar Produk Cappi pada Prediksi Kejadian Hujan Lebat di Jabodetabek Menggunakan Model WRF-3DVAR Jaka Anugrah Ivanda Paski; Donaldi Sukma Permana; Miranti Indri Hastuti; Rahayu Sapta Sri Sudewi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.557 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.605

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dampak asimilasi data radar pada model WRF untuk prediksi kejadian hujan ekstrim di wilayah Jabodetabek pada tanggal 11 Desember 2017 yang disebabkan oleh angin monsun barat serta adanya konvergensi dan shearline di wilayah utara Pulau Jawa. Dua eksperimen model WRF dengan data inisial Global Forecast System (GFS) pukul 00.00 UTC dilakukan untuk memprediksi 24 jam ke depan, yaitu (1) tanpa asimilasi data dan (2) dengan asimilasi data reflektifitas radar cuaca dengan teknik 3DVAR. Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter mixing ratio dan curah hujan dari data inisial kedua eksperimen. Uji skill dan keandalan model dalam prediksi curah hujan dilakukan dengan verifikasi luaran model pada 5 stasiun pengamatan di Bandara Sekarno-Hatta (Soetta), Pondok Betung (Ponbet), Kemayoran, Tanjung Priok dan Citeko menggunakan teknik dikotomi (penggolongan hujan/tidak hujan). Hasil menunjukan bahwa data reflektifitas radar (Z) berdampak pada perubahan nilai prediksi parameter mixing ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan di wilayah Jabodetabek. Analisis skill Percent Correct (PC), Probabilty of Detection (POD) dan False Alarm Ratio (FAR) menunjukan adanya perbaikan pada eksperimen model dengan asimilasi data radar 3DVAR. Selain itu, analisis skill pada stasiun pengamatan Soekarno-Hatta selalu menunjukan nilai terbaik dibandingkan dengan stasiun pengamatan lainnya yang berjarak lebih jauh dari radar cuaca. Penelitian ini dengan jelas menyarankan bahwa asimilasi data (3DVAR) memiliki dampak positif dan perbaikan prakiraan pada simulasi kejadian hujan ekstrim.
ANALISIS BIAS DATA OBSERVASI PARALEL DI STASIUN KLIMATOLOGI MEMPAWAH-KALIMANTAN BARAT Firsta Zukhrufiana Setiawati; Syarifah Nadya Soraya; Siswanto Siswanto; Wandayantolis Wandayantolis
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1347.358 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.529

Abstract

Otomatisasi pengukuran parameter cuaca di BMKG telah dimulai sejak tahun 2006. WMO mensyaratkan dalam hal pengamatan otomatis akan menggantikan pengamatan manual maka seharusnya terpenuhi pengamatan paralel (overlaping) dalam waktu tertentu bergantung pada unsur yang diamati. Dalam paper ini, metode uji statistik sederhana telah diterapkan pada tiga parameter utama cuaca yaitu suhu minimum dan maksimum serta curah hujan harian selama 12 bulan dari data pengamatan otomatis dan data pengamatan manual di Stasiun Klimatologi Mempawah Kalimantan Barat. Penelitian ini mengidentifikasi adanya homogenitas antaradata pengukuran Automatic Weather Station (AWS) dan pengukuran manual. Korelasi terkuat antara data AWS dan manual adalah curah hujan ringan (0.54) dan korelasi terlemah adalah curah hujan lebat (0.19). Selain itu, data pengukuran AWS dan manual menunjukkan nilai RMSE suhu udara minimum (1.22oC), suhu udara maksimum (1.69oC), curah hujan ringan (5.1 mm); sedang (14.6 mm); lebat-sangat lebat (38.4 mm). Dalam penelitian ini juga mengidentifikasi ketepatan pengukuran AWS dibanding manual untuk suhu minimum sebesar 34.5%; suhu maksimum 34.0%; curah hujan 52.4%. 
KAITAN EFEK BLOCKING PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA BAGIAN SELATAN DENGAN DISTRIBUSI PRESIPITASI Dian Mayangwulan; Nurjanna Joko Trilaksono
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1385.323 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.431

Abstract

Pegunungan tengah Papua yang membentang lebih dari 500 km dengan ketinggian diatas 2000 m, khususnya wilayah kaki pegunungan bagian selatan menerima presipitasi tinggi, terutama pada periode musim dingin Australia (Mei-September). Penelitian ini membahas: a) variasi tahunan efek blocking ditinjau dari nilai Froude number (Fr) pada periode Januari 2000 – Desember 2014, dan b) variasi harian moisture flux convergence (MFC) pada studi kasus simulasi menggunakan model skala-meso Weather Research and Forecasting – Enviromental Modeling System (WRF-EMS) untuk periode Juli 2008, dan pengaruhnya terhadap presipitasi di wilayah tersebut. Metode singular value decomposition (SVD) digunakan untuk mengetahui hubungan spasial-temporal Fr dengan presipitasi, sedangkan hubungan variasi harian Fr dan MFC hasil simulasi terhadap variasi presipitasi menggunakan analisis cross-correlation. Analisis Fr selama periode penelitian menunjukkan aliran selalu terbendung, dan pola SVD mode pertama menunjukkan aliran dari tenggara sefase dengan distribusi spasial presipitasi di selatan pegunungan namun memiliki korelasi lemah (≤0,4). Simulasi dilakukan pada bulan Juli 2008 saat kecepatan angin meridional mencapai maksimum untuk mengetahui variasi MFC dan kaitannya dengan presipitasi pada wilayah kajian. Analisis cross-correlation antara presipitasi dan MFC menunjukkan korelasi maksimum (0,52) terjadi pada lag +6jam. MFC relatif lebih kuat hubungannnya terhadap curah hujan maksimum harian dibanding dengan Fr. Hari kering pada area selatan pegunungan (
KARAKTERISTIK MUSIMAN DAN VARIABILITAS ARUS WYRTKI PERIODE 2000 – 2014 Eko Supriyadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1030.316 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.538

Abstract

Arus Wyrtki merupakan bagian dari arus ekuatorial yang dihasilkan dari dominasi angin baratan. Penelitian ini menggunakan data observasi bouy RAMA, OSCAR, ERA-Interim pada periode 2000 – 2014.  Penelitian ini difokuskan pada identifikasi arus Wyrtki dan variasi EOF/PC yang dihasilkan pada tahun pengamatan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus Wyrtki musim dingin Asia lebih kuat dan dan berlangsung pada bulan Februari – Mei dibandingkan dengan musim panas Asia yang berlangsung pada bulan September - November.  Arus Wyrtki pada musim panas dan dingin Asia memiliki kecepatan masing – masing sebesar 20 m/s dan 40 m/s.  Analisa spasial dan temporal arus Wyrtki sepanjang ekuator terhadap angin zonal menunjukkan bahwa arus Wyrtki yang dibangkitkan pada  musim dingin dan panas Asia berhubungan dengan angin baratan yang dihasilkan.  Dimana pada pada saat musim panas dan dingin Asia angin zonal maksimum berturut – turut terjadi pada bulan Mei dan November dengan kecepatan masing – masing sebesar 3 m/s dan 4 m/s.  Sementara itu nilai varians yang dihasilkan dari 4 komponen teratas EOF/PC memegang 92.1 % variabilitas pengamatan data.  Variabilitas skala ruang menunjukkan pada kedalaman ~ 150 m memiliki varians sebesar 0.  Sedangkan dari skala temporal varians terbesar dan terendah masing-masing terjadi pada bulan Mei 2003 dan Januari 2008.
PENERAPAN METODE COKRIGING DENGAN VARIOGRAM ISOTROPI DAN ANISOTROPI DALAM MEMPREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN JAWA BARAT Anik Djuraidah; Septian Rahardiantoro; Azizah Desiwari
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.236 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.594

Abstract

Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang penting dalam pertanian. Informasi mengenai ukuran curah hujan dapat diketahui dari pos hujan pada suatu wilayah. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak semua wilayah memiliki pos hujan, sehingga metode interpolasi spasial dapat digunakan dalam memprediksi besarnya curah hujan pada suatu wilayah. Metode cokriging merupakan salah satu metode interpolasi spasial yang bersifat Best Linear Unbiased Prediction (BLUP) dengan melibatkan minimum dua peubah. Peubah yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan keeratan hubungannya, yaitu peubah curah hujan dan elevasi pos hujan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan bulanan tahun 1981 hingga 2013 pada 38 pos hujan di wilayah Jawa Barat. Metode analisis diawali dengan menetukan variogram isotropi  yang ditentukan berdasarkan jarak spasial dan variogram anisotropi yang ditentukan berdasarkan jarak dan arah pada kedua peubah. Selanjutnya, variogram yang terbaik digunakan untuk prediksi curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan variogram terbaik adalah variogram isotropi dengan hasil prediksi curah hujan bulanan yang mempunyai nilai reduced means square error berkisar antara 0.54 sampai dengan 1.46 dan nilai average error hampir 0.Rainfall is one of the important climatic elements in agriculture. The information on the amount of rainfall can be known from the weather station in a region. The problem faced is not all regions have its own weather station, so that spatial interpolation can be used to predict the amount of rainfall in a region. Cokriging is one of spatial interpolation that has properties BLUP (Best Linear Unbiased Prediction) that involved at least two variables. In this study, the variables used were the amount of rainfall and elevation of the weather station because these variables have a correlation. The data used in this study were monthly rainfall from 1981 to 2013 at 38 weather stations in West Java. The first step in analysis data was determined isotropy variogram determined based on spatial distance and anisotropic variogram determined based on distance and direction in the two variables. Furthermore, the best variogram was used for the rainfall prediction. The results showed the best variogram is isotropy with the results of monthly rainfall predictions with the cokriging method having reduced means square error values ranging from 0.54 to 1.46 and the average error value of almost 0. 
VALIDASI CURAH HUJAN KELUARAN METODE ANALISIS KORELASI KANONIK DENGAN SKENARIO TOPOGRAFI WILAYAH DI JAWA TENGAH Restu Tresnawati; Rosyidah Rosyidah
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.429

Abstract

Informasi prediksi curah hujan bulanan di Jawa Tengah sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai sarana penentuan kebijakan di berbagai bidang. Akan tetapi prediksi yang dilakukan masih menggunakan metode statistika Univariat (regresi) dimana hanya menggunakan data curah hujan saja tanpa memasukkan unsur dinamika atmosfer sebagai pengendali iklimnya. Pada studi ini, metode prediksi multivariat dengan analisis korelasi kanonik digunakan untuk meningkatkan akurasi prakiraan hujan bulanan dengan mengkaitkan antara unsur dinamika atmosfer dalam prediksi. Unsur prediktor Southern Oscillation Index (SOI) dan Oceanic Niño Index (ONI) digunakan untuk menghasilkan prediksi dengan korelasi kuat. Selain itu, Skenario topografi wilayah dilakukan untuk melihat pengaruh perbedaan geografis pada hasil prediksi. Dalam penelitian ini diperoleh hasil prediksi curah hujan dalan kurun waktu satu tahun, kemudian hasilnya diuji menggunakan uji korelasi dan RMSE (Root Mean Square Error).
RESPON CURAH HUJAN SULAWESI TERHADAP EL NIÑO MODOKI Budi Prasetyo; Nikita Pusparini
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v20i1.517

Abstract

El Niño Modoki merupakan tipe El Niño yang berbeda dengan El Niño konvensional. Sulawesi dipengaruhi oleh fenomena El Niño  dan memiliki tiga pola hujan yaitu pola monsunal, equatorial, dan lokal. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh dari kedua tipe El Niño terhadap curah hujan Sulawesi. Data yang digunakan yaitu curah hujan bulanan Climate Prediction Center (CPC), Suhu Permukaan Laut (SPL) bulanan dari Hadley Centre Global Sea Ice and Sea Surface temperature (HadISST), angin zonal dan meridional dari National Centre for Enviromental Prediction (NCEP), dan Oceanic Niño Index (ONI) selama periode 1950-2010 (65 tahun). Perhitungan statistik sederhana berupa perata-rataan, anomali, dan analisis komposit digunakan dalam kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan di Sulawesi berkurang akibat kedua tipe El Niño. Anomali curah hujan akibat El Niño Modoki berkisar 4 - 16 mm sedangkan akibat El Niño konvensional berkisar 4 - 22 mm. Dampak maksimum kedua tipe El Niño tersebut terjadi pada bulan September Oktober November (SON) sedangkan dampak minimum terjadi saat Maret April Mei (MAM). Pengaruh terkuat kedua tipe El Niño terjadi di wilayah pola monsunal seperti di Sulawesi Selatan Bagian barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara. Pengaruh terkecil terjadi di wilayah pola lokal dan equatorial. Pengurangan pengaruh El Niño  dapat disebabkan oleh faktor topografi dan lokasi (untuk pola lokal) dan aktivitas ekuinoks matahari (untuk pola equatorial).

Page 1 of 1 | Total Record : 7